Sabtu, 10 September 2011

Tentang Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan  sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya.  Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota  (sampah).

Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu.  Bentuk primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Euphrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganyapun relatif murah, dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian.  Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik.

Jenis Pupuk Organik

1. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam.. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan.  Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro.  Pupuk kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum.  Kandungan nitrogen dalam urine hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat.  Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
  1. Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.   
  2. Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam. 
Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bia optomal.Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan.  Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat dikurangi. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling bauk dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman

2. Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan. Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air (Azolla). Jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat. Pupuk hijau bermanfaat untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi. Pupuk hijau digunakan dalam:
  1. Penggunaan tanaman pagar, yaitu dengan mengembangkan sistem pertanaman lorong, dimana tanaman pupuk hijau ditanam sebagai tanaman pagar berseling dengan tanaman utama.
  2. Penggunaan tanaman penutup tanah, yaitu dengan mengembangkan tanaman yang ditanam sendiri, pada saat tanah tidak ditanami tanaman utama atau tanaman yang ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila tanaman pokok berupa tanaman tahunan.
3. Kompos
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan azola. Beberapa kegunaan kompos adalah:
  1. Memperbaiki struktur tanah.
  2. Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir.
  3. Meningkatkan daya tahan dan daya serap air.
  4. Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah.
  5. Menambah dan mengaktifkan unsur hara.
Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur kompos (di bawah 400 c).

4. Humus
Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.[sunting] Pupuk organik buatan

Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang diproduksi di pabrik dengan menggunakan peralatan yang modern. Beberapa manfaat pupuk organik buatan, yaitu:

   1. Meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
   2. Meningkatkan produktivitas tanaman.
   3. Merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun.
   4. Menggemburkan dan menyuburkan tanah.

Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman, sehingga terjadi peningkatan kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi pupuk organik tersebut.

Manfaat Pupuk Organik
Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%.  Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%. 
Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.  Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi.  Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan.  Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus.  Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.  Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.  Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya. Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam organik yang dapat mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk.Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3).  Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk.  Keadaan ini memengaruhi penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah.  Bahan organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos.  Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti:
  1. Penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit.   
  2. Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah.  
  3. Membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan.
Sumber : bisa dilihat disini.

4 komentar:

  1. MARI..
    “KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA”. .

    "BERTANI DENGAN SISTEM GABUNGAN SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS (EM16+), PUPUK ORGANIK AJAIB (SO/AVRON/NASA), AGEN HAYATI PENGENDALI HAMA TANAH/TANAMAN (GLIO dan BVR), DENGAN POLA TANAM JAJAR GOROWO"

    Teknologi pola tanam jajar gorowo

    Kata “gorowo” diambil dari bahasa Jawa yaitu “lego”, “jero” dan “dowo”. Lego artinya luas/lebar, jero artinya dalam dan dowo artinya panjang. Teknologi jajar gorowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadatan rumpun padi dalam barisan dan melebar jarak antar barisan dan diselang dengan parit/selokan sehingga seolah-olah rumpun padi berada dibarisan pinggir dari pertanaman yang akan memperoleh manfaat sebagai tanaman pinggir. Cara tanam padi pola tanam jajar gorowo merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan untuk memperbaiki produktivitas usaha tani padi. Teknologi ini merupakan perubahan dari teknologi jarak tanam tegel menjadi tanam jajar legowo dan disempurnakan menjadi tanam jajar gorowo.

    Media tanam dalam bentuk bedengan tidak digenangi air, tetapi tinggi air pada parit/selokan sama atau sedikit lebih rendah dari permukaan tanah bedengan. Bibit ditanam pada usia muda (6 – 10 hst) dan satu bibit untuk satu titik tanam.

    Cara tanam pada pola tanam jajar gorowo bisa 4:1 atau 2:1. Pada pola tanam jajar gorowo 2:1, setiap dua bedengan terdapat lorong selebar 45 cm (10cm pinggir bedengan + 25cm parit gorowo + 10cm pinggir bedengan berikutnya), jarak tanam pada barisan masing-masing 18 cm s/d 20 cm, tetapi jarak tanam antar barisan berikutnya 40 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumpun padi yang berada di barisan pinggir hasilnya bisa 2(dua) sampai 3 (tiga) kali lipat lebih tinggi dibandingkan produksi rumpun padi yang berada di bagian dalam.

    Rekayasa teknik tanam padi dengan cara tanam jajar gorowo 4:1 atau 2:1. Berdasarkan hasil penelitian terbukti meningkatkan produksi padi sebesar 18-22%.

    Keuntungan menggunakan pola tanam jajar gorowo adalah:
    1. Pada pola tanam jajar gorowo 2:1, rumpun tanaman padi berada pada barisan pinggir pematang, sedangkan pada teknik pola tanam jajar gorowo 4:1, separuh tanaman berada pada bagian tengah (yang akan mendapat manfaat border effect dari tanaman pinggir).
    2. Jumlah rumpun padi meningkat sampai 33%/ha.
    3. Meningkatkan produktivitas padi 22%.
    4. Memudahkan pemeliharaan tanaman.

    Keuntungan bertani pola gabungan SRI, PO, EM16+, dan pola tanam jajar gorowo adalah:
    1. Hasil yang diperoleh murni organik
    2. Penggunaan bibit sangat sedikit (5-6 kg per hektar).
    3. Mampu meningkatkan hasil sampai 400% dan kualitas produksi yang lebih baik, termasuk harga jual yang tinggi dibanding cara bertani konvensional.
    4. Pola tanam jajar gorowo memberikan ruang/lorong yang luas (termasuk parit/selokan yang dalam) dapat dan sangat cocok dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan baby (minapadi)
    5. Masa pemeliharaan ikan baby dapat lebih lama, yaitu 70-75 hari, dibanding cara tanam jajar biasa yang hanya 40 - 45 hari.
    6. Hasil ikan yang diperoleh dapat meningkatkan usaha tani.
    7. Dapat meningkatkan pendapatan usahatani antara 10-30%.

    Selamat mencoba
    omyosa@gmail.com

    BalasHapus
  2. Teknik bertani sistem gabungan SRI, PO, EM16+, dan.
    pola tanam jajar gorowo pada luas lahan 1 hektar.

    1. Persiapan benih dan menanam benih usia semai muda
    Kebutuhan benih untuk tanaman padi model SRI adalah 5-7 kg per hektar lahan.Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung.
    Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut. Kemudian benih telah diuji direndam POC NASA dosis 2 tutup / 10 liter air selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2 hari, kemudian disemaikan pada media tanah dan pupuk organik atau kompos (1:1) didalam wadah segi empat ukuran 20x20 cm selama 6 hari. Setelah umur 6-10 hari benih padi sudah siap ditanam.
    2. Olah tanah dan atur jarak tanam dengan bibit tunggal
    a. Mula-mula tanah dicangkul tau dibajak menggunakan traktor atau tenaga sapi atau kerbau.
    b. Selanjutnya tanah digaru sambil disebari Dolomit 250 – 500 kg per 1 hektar dan pupuk kompos 2 ton/hektar dan ditaburkan serbuk agen hayati pengendali hama tanah GLIO NASA dengan dosis 30 pact @100gram per 1 hektar.
    c. Selanjutnya setelah tanah sawah digaru dikeringkan/ditiriskan semalaman untuk memudahkan pembuatan bedengan.
    d. Kemudian pada hari berikutnya bedengan dibuat dengan ukuran lebar 60 cm diselang parit selebar 25 cm dan dalam 30 – 40 cm.
    e. Selanjutnya buat larutan 10 liter cairan EM 16+ dengan 980 liter air air yang sudah ditambahkan 10 liter air gula (molas) diaduk perlahan berlawanan dengan arah jarum jam, dan didiamkan selama 4-5jam kemudian sejumlah 1000 liter larutan EM16+ tersebut disiramkan/digemborkan atau disemprotkan merata dipermukaan tanah bedengan untuk lahan seluas 1 hektar.
    f. Sehari kemudian parit diantara bedengan dialiri air sampai rata dengan permukaan tanah bedengan dan apabila terdapat pinggiran tanah bedengan yang rusak/larut kedalam air parit, lumpur yang ada diparit diangkat untuk memperbaiki bedengan, sekaligus permukan bedengan diratakan.
    g. Kemudian diatas bedengan dibuatkan garis-garis jarak tanam, yaitu 10 cm dari pinggir bedengan kiri dan kanan, sehingga jarak antar barisan selebar 40 cm. Selanjutnya dibuatkan titik-titik tanam pada masing-masing barisan dengan jarak titik tanam pada masing-masing barisan antara 18 – 20 cm.
    h. Selanjutnya bibit padi hasil semaian antara 6-10 hari dapat langsung ditanamkan pada masing-masing titik tanam dengan posisi akar dan batang menjadi berbentuk (L) dan akar dibenamkan tidak lebih dari 1 cm saja dari permukaan tanah.

    Selamat mencoba dan terimakasih,
    omyosa@gmail.com

    BalasHapus
  3. lanjutan.......
    3. Mempertahankan tanah basah tapi tidak tergenang.
    Untuk mempertahankan agar tanah bedengan tetap basah tetapi tidak tergenang, maka upayakan tinggi air diantara bedengan maksimal setinggi bedengan atau sedikit dibawahnya (1-2 cm dibawah permukaan tanah bedengan).
    4. Pemeliharaan tanaman
    a. Membersihkan gulma pada hari ke 5 dan ke 6, diulang pada hari ke 12 dan 13, 19 dan 20, 26 dan 27 dengan cara digaruk dengan garukan kemudian dibenamkan, atau langsung dibenamkan dengan menggunakan logam dalam bentuk garpu. Tanah bekas pembenaman gulma tidak perlu ditutup sehingga akan terbentuk lubang-lubang kecil yang akan terisi dengan air resapan.
    b. Memberikan pupuk Ajaib SO yang dilarutkan dengan air 3 tutup/tangki 10 liter dengan cara disemprotkan. Pada minggu pertama (hari ketujuh) cukup 1 liter pupuk ajaib SO dilarutkan kedalam 350 liter air dan semprotkan merata ke daun dan batang tanaman seluas 1 hektar,
    c. Kemudian pada minggu kedua dan minggu ketiga ditingkatkan menjadi 2 liter pupuk ajaib SO dilarutkan kedalam 700 liter air dan semprotkan merata ke daun dan batang tanaman seluas 1 hektar,
    d. Kemudian pada minggu keempat ditingkatkan menjadi 3 liter pupuk ajaib SO dilarutkan kedalam 1000 liter air dan semprotkan merata ke daun dan batang tanaman seluas 1 hektar.
    e. Selanjutnya pada minggu kelima diberikan larutan pupuk Power Organik NASA dengan dosis 2 kg dilarutkan kedalam 1000 liter air dan digemborkan secara merata ditengah-tengah bedengan seluas 1 hektar diantara 2 barisan rumpun padi (dibekas garukan atau lubang-lubang pembenaman gulma).
    f. Kemudian pada minggu keenam larutan pupuk ajaib SO disemprotkan kembali dengan dosis sama dengan sebelumnya yaitu 3 liter pupuk ajaib SO dilarutkan kedalam 1000 liter air disemprotkan merata ke daun dan batang tanaman seluas 1 hektar.
    5. Mengendalikan hama tanah dan tanaman dengan agen hayati pengendali hama
    a. Pada minggu ketujuh dan minggu kedelapan apabila terlihat tanda-tanda terdapat hama berupa walangsangit dan lain-lain, larutan pupuk ajaib SO dapat dicampurkan dengan larutan BVR NASA dengan dosis 3 liter pupuk ajaib SO +10 pact@100gram dilarutkan kedalam 1000 liter air disemprotkan secara merata ke daun dan batang untuk tanaman seluas 1 hektar.
    b. Kemudian pada minggu kesembilan dan minggu kesepuluh larutan BVR NASA saja dengan dosis 10 pact@100gram kedalam 1000 liter air disemprotkan kembali ke daun dan batang secara merata.
    c. Kendalikan hama secara terkendali tanpa harus membunuh predator pemangsa hama dari awal tanam hingga masa panen

    BalasHapus
  4. lanjutan....

    Prakiraan biaya pupuk untuk bertani sistem gabungan SRI, PO, EM16+, dan pola tanam jajar gorowo pada luas lahan 1 hektar, adalah:
    - Kompos 2 ton = 2000kg X Rp. 700,- (untuk menghemat biaya, kompos bisa dibuat sendiri) = Rp. 1.400.000,-
    - Kapur Dolomit 500 kg X Rp. 1000,- = Rp. 500.000,-
    - Agen hayati pengendali hama tanah GLIO NASA 30pact@100gram X Rp. 25.000,- = Rp. 750.000,-
    - Pupuk Ajaib SO 13 liter X Rp. 125.000,- = Rp. 1.625.000,-
    - Pupuk Organik Padat Power NASA 2 kg X Rp. 200.000,- = Rp. 400.000,-
    - Agen hayati pengendali hama tanaman BVR NASA 40pact@100gram X Rp. 25.000,- = Rp. 1.000.000,-
    Total = Rp. 5.675.000,-

    Prakiraan hasil yang akan diperoleh bertani sistem gabungan SRI, PO, EM16+, dan pola tanam jajar gorowo pada luas lahan 1 hektar, adalah:

    - Lahan 1 hektar dapat ditanam 112.800 rumpun X 100 gram GKP/rumpun = 11.280 kg GKP X 60% = 6.768 kg BERAS X Rp 5.000,- (harga beras organik sejenis IR-64 di pasar swalayan Rp. 10.900,-/kg) = Rp. 33.840.000,-

    Total laba bruto 1 periode tanam 3 bulan (belum dikurangi biaya kerja dan sewa lahan) = Rp. 28.165.000,-

    Biaya kerja, sewalahan dan lain-lain terdiri dari :
    - Sewa lahan 1 hektar 1 tahun X Rp.6.000.000,-/3 (3 periode tanam masih bisa nego) = Rp. 2.000.000,-
    - Biaya kerja borongan dengan traktor 1 hektar (masih bisa nego) = Rp. 1.250.000,-
    - Upah kerja/jaga 3 orang X 3 bulan X Rp. 900.000,- (jumlah pekerja tetap bisa dikurangi) = Rp. 8.100.000,-
    - Uang makan 3 orang X 90 hari X Rp. 15.000,- (jumlah pekerja tetap bisa dikurangi) = Rp. 4.050.000,-
    - Biaya panen 1 paket (masihbisa dihemat lagi) = Rp. 1.865.000,-
    = Rp. 18.165.000,-

    Total laba netto 1 periode tanam 3 bulan (sudah dikurangi biaya kerja dan sewa lahan) = Rp. 10.000.000,-

    - Investasi/3 bulan = Rp. 5.675.000,- + Rp. 18.165.000,- = Rp. 23.840.000,-
    - Laba netto/3 bulan = Rp. 10.000.000,-
    - % laba netto/bulan = (10.000.000 : 23.840.000) X 100% : 3 = (41,95% : 3) = 13,98% *)

    Catatan : *) Prosentase laba netto masih bisa ditingkatkan bila dilakukan beberapa penghematan.
    Selamat mencoba dan terimakasih,

    BalasHapus